Sabtu, 03 September 2011

PEMERAN UTAMA DALAM SIARAN RADIO


  • Radio Program
  • Siapa sajakah pemeran utama dalam siaran Radio? Jawabannya ada 5 Aktor/Aktris yang melakoni peranan tersebut.
    A. Radio Program
    B. Radio Production
    C. Radio DJ
    D. Radio PR Marketing
    E. Radio Technition
    Apabila Aktor/Aktris itu diibaratkan komponen-komponen yang menghuni kepala manusia, maka peranan mereka dapat dibagi menjadi:
    A. Radio Program menempati komponen Otak.
    B. Radio Production menempati komponen Telinga.
    C. Radio DJ menempati komponen Mulut.
    D. Radio PR Marketing menempati komponen Mata.
    E. Radio Technition menempati komponen Hidung.

    Jika anggota-anggota kepala tersebut digunakan manusia untuk berpikir, mendengar, berbicara, melihat, dan membaui, begitu juga ibaratnya tugas dan tanggung jawab para pemeran utama siaran radio.
    Namun dalam buku ini saya ingin mempersempit pemeran utama atau penanggung jawab penyelenggaraan siaran radio menjadi 3 bagian. Mereka itu adalah Radio Program, Radio Production, dan Radio DJ.
    Pengurangan ini bukan berarti saya menyatakan bahwa pemeran-pemeran lainnya tidak penting. Jelas itu adalah pernyataan ngawur. Jangankan peranan General Manager, HRD atau Finance misalnya. Bukankah Office Boy juga sangat dibutuhkan oleh setiap stasiun radio? Sehingga dapat saya nyatakan dengan tegas, bahwa masing-masing anggota stasiun radio jelas memiliki peranan yang penting.
    Sama juga seperti perumpamaan yang saya contohkan diatas. Sebuah stasiun radio dapat diibaratkan seperti seluruh anggota tubuh manusia. Lalu siapa yang berani menyatakan (maaf) buang air besar (b.a.b) tidak penting bagi seorang manusia. Meskipun kita semua juga tahu bahwa b.a.b hanyalah ‘sesuatu’ yang untuk dibuang. Tapi apa jadinya jika ‘sesuatu’ itu selama 1 bulan tetap mengendap di dalam tubuh seseorang. Saya jamin orang tersebut akan mengalami sakit perut, kembung, sakit kepala, dan merembet pada gangguan-gangguan lain yang dapat mengacaukan aktifitasnya.
    Jadi maksud dipersempitnya peranan penanggung jawab penyelenggaraan siaran radio, bertujuan agar pembahasan dalam buku ini dapat menghasilkan pemahaman yang lebih spesifik. Selain itu saya juga menambahkan kelengkapannya dengan melampirkan sebuah CD data.
    Kemudian dengan menggunakan komputer multi media, CD tersebut akan memberikan contoh-contoh serta demo, yang detail-nya dapat Anda ikuti dengan mudah. Dengan demikian, Anda dapat mempelajari bagaimana 3 Aktor/Aktris itu menghasilkan pekerjaannya.

    RADIO PROGRAM
    Sebuah kenyataan bagi seluruh stasiun penyiaran radio di masa kini, yang mengharuskan mereka bersaing sedemikian ketatnya untuk mencapai target pendengar yang diinginkan. Agar target itu tercapai sesuai dengan positioning yang diinginkan, maka dibutuhkan programming atau penataan acara.
    Hal paling penting dalam proses perencanaan programming adalah dengan mengembangkan sebanyak-banyaknya citra dan reputasi brand. Apabila pelaksanaannya berhasil, tentu akan berdampak pada sirkulasi pemasangan iklan di radio tersebut. Jika pemasukan dari pemasang iklan berjalan dengan baik, berarti program penyiaran dapat dikatakan berhasil.

    I. PROGRAM DIRECTOR
    Professional yang bertanggung jawab penuh mengelola program siaran radio, biasanya disebut sebagai Program Director (PD). Orang ini memiliki kemampuan yang khusus, mulai dari perencanaan hingga organisator bagi setiap bentuk program di radionya. Sehingga apabila radio tersebut beroperasi selama 18 jam per-hari, maka target utama yang harus dicapainya meliputi:
    1. Program yang berkesinambungan, mulai dari daily hingga special program. Dari program-program yang mengudara setiap harinya itu, PD bersama timnya berkewajiban mengevaluasi kebiasaan pendengarnya. Karena apabila program yang ditampilkan itu tidak berkenan dihati pendengar, maka besar kemungkinan mereka akan pindah ke gelombang lainnya. Perihal sensitif inilah yang harus di waspadai PD, terhadap semua program yang dikelolanya.

    2. Program yang istimewa dan berbeda, mulai dari daily hingga special program. Hal ini merupakan
    tantangan, yang sesungguhnya paling mengasyikkan bagi seorang PD. Karena differentiation dari
    setiap program yang dikelolanya, harus benar-benar istimewa, mengingat pesaingnya juga punya
    target audience yang sama.
    3. Program yang komersil, mulai dari daily hingga special program. Bukankah penghasilan terbesar dari
    sebuah radio, terletak pada banyaknya pemutaran spot iklan komersil. Untuk itu PD harus memutar
    kran kreatifitas di otaknya, untuk menghasilkan karya-karya program yang dapat dikomersilkan.
    Sehingga dengan banyaknya minat pendengar mengikuti program-program seperti itu, maka
    pengiklan pun dengan senang hati bergabung meramaikan suksesnya program tersebut.

    4. Program yang bukan menjiplak dan tidak mudah untuk ditiru. Hal ini merupakan tugas paling berat
    bagi seorang PD. Namun melalui kerjasama yang baik bersama Radio Production dan Radio DJ,
    masalah ini akan dapat terorganisir dengan baik. Apabila pengudaraan siaran mulai dari daily hingga
    special program dapat dilaksanakan layaknya special program, tentu tingkat kesulitan dan kesibukan
    anggota tim akan lebih tinggi dibandingkan radio “biasa” lainnya. Otomatis Radio Production akan
    banyak memproduksi rekaman-rekaman kreatif yang rutin, seperti; insert-insert PSA (Public Service
    Announcement), CHG (Celebrity Hot Gossip), Smash, Bridging, bahkan Jingle. Begitu juga peranan
    Radio DJ. Mereka adalah penyiar-penyiar yang terdidik dan terlatih, serta memiliki kemampuan Air
    Personality yang dapat diandalkan, seperti; penguasaan Adlib, intonasi dan bahasa, serta kaya akan
    pengetahuan dan pergaulan. (Contoh-contoh aktual dan cara pembentukan poin 4 ini, saya buat
    menjadi data yang terdapat di dalam CD).

    5. Program yang dapat dipertanggungjawabkan, mulai dari daily hingga special program. Inilah proses
    kerja paling sensitif, penuh pertimbangan, dan tanggung jawab moral seorang PD sebelum dia
    memutuskan pengudaraan program-program diradionya. Berarti seorang PD tidak boleh
    menyepelekan hal yang sebenarnya dapat berakibat fatal. Apakah itu rusaknya moralitas, mentalitas,
    ataupun cultures. Akibatnya radio tersebut bukan saja merugikan dirinya, tetapi juga telah
    menyesatkan masyarakat pendengar serta menghancurkan bangsanya. Naudzubillahi min zaliq…
    Kesannya PD hanya punya 5 target utama dalam pekerjaannya. Tapi percayalah, bahwa target-target
    utama itu adalah tanggung jawab yang tidak mudah bagi seorang Program Director. Sebelum
    membuktikan keahlian khususnya dalam meramu berbagai program (Kreatifitas), seorang PD juga
    harus memiliki ciri-ciri unggul dalam dirinya, antara lain;
    01. Beriman – Mempunyai atau memiliki iman; meyakini dan mempercayai akan adanya Tuhan Yang
    Maha Esa.
    02. Bertanggung jawab – Berkewajiban menanggung; memikul tanggung jawab. Jika terjadi hal yang
    tidak dikehendaki, dia boleh disalahkan, diperkarakan, dituntut, dan sebagainya.
    03. Berani – Tidak takut; tidak gentar; tidak penakut. Seperti pribahasa “berani hilang tak hilang, berani mati tak mati”. Maksudnya, mengerjakan suatu pekerjaan janganlah tanggung-tanggung atau takut-takut.
    04. Setia – Taat; patuh; berpegang teguh pada janji, pendapat, tetap dalam persahabatan, dan
    sebagainya.
    05. Tangguh – Tidak mudah dikalahkan, kuat, tabah dan tahan uji.
    06. Cerdas – Berarti sempurna perkembangan akal budi, tajam pikiran, cepat mengerti tentang
    sesuatu, dapat memecahkan masalah, dan sebagainya.
    07. Jujur – Ikhlas; tulus hati; tidak curang dan dapat dipercaya.
    08. Taktik – Daya upaya untuk mencapai suatu maksud tertentu dengan cara dan rencana yang
    tersusun rapi.
    09. Ambisi – Berkemauan keras atau bertekad untuk mencapai sesuatu yang baik, yang telah dicita-
    citakan.
    10. Lugas – Bersahaja; sederhana; apa adanya; tidak berbelit-belit atau neko-neko.
    11. Empati – Keadaan mental yang membuat seseorang merasa dirinya dalam keadaan, perasaan atau
    pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.
    12. Naluri – Berarti ciri khas kebiasaan yang dibawa sejak lahir, sebagai pembawaan yang mampu
    mendorong untuk berbuat sesuatu atau mampu mengetahui sesuatu secara spontan.
    13. Tertib – Rapi; teratur; sopan; sewajarnya. Artinya sesuai dengan aturan.
    14. Eklektik – Bersifat memilih yang terbaik dari beberapa sumber.
    15. Didik – Mendidik. Memberi sesuatu yang berdampak positif, baik berupa latihan akhlak maupun
    kecerdasan pikiran, serta kreatifitas.

    Dengan memiliki 15 ciri-ciri unggul tersebut (B3ST CJ TALENTED), seorang PD akan semakin mampu mengerjakan tugas-tugas serta menampilkan kreatifitasnya dengan lebih bijaksana. Maksudnya;
    01. Dia dapat berkarya dan berkreasi dengan bebas. Namun pengertian “bebas” disini bukanlah
    bebas yang seenaknya, ngawur, dan tidak bertanggung jawab. Melainkan “bebas” yang tidak
    melanggar norma-norma agama, sosial ataupun budaya. Artinya, boleh-boleh saja sebuah radio
    mengudarakan program yang bertemakan “sex”, tetapi bukan pornografi! Maka seorang PD
    harus mampu mengemas program seperti itu kedalam bentuk edukasi tanpa harus pula
    menyelipkan sesuatu yang berkonotasi negatif.
    02. Dia boleh saja meniru apapun yang dianggapnya baik, tetapi bukan menjiplak (plagiator).
    Meskipun sangat sulit bagi seseorang menghasilkan karya “masterpiece”, seorang PD tetap
    harus memutar kran kreatifitas di otaknya untuk melakukan evaluasi, renovasi, serta inovasi dari
    setiap program yang dibuatnya.
    03. Dia boleh saja menyatakan ketidaksetujuannya terhadap sesuatu, tetapi bukan bersifat
    komentator. Seorang PD yang ulung adalah dia yang jika dibutuhkan, akan bersedia dan sanggup
    menempatkan dirinya sebagai solusi.
    04. Dia bisa saja langsung menjadi seorang Program Director, tetapi sebenarnya kurang sah apabila
    dia tidak menguasai Radio Production serta Radio DJ.
    05. Dia bisa saja tegas, tetapi bukan kaku. Dia bisa lembut, tetapi bukan klemar-klemer. Dia kaya
    dengan ilmu dan pengalaman, tetapi tidak pelit untuk berbagi. Dia bisa saja seorang pegaul yang
    banyak disenangi teman, tetapi tidak pernah hanyut. Atau dia mungkin saja seseorang yang
    bertipe introvert, tetapi bukan berarti tidak menyenangkan. Dan banyak lagi keistimewaan-
    keistimewaan lainnya dari seorang PD yang memiliki 15 ciri-ciri unggul tersebut diatas.


    II. FORMAT SIARAN RADIO
    Contoh Tabel Format Siaran Daily Program (60 Menit).
    No. MATERI SIARAN MENIT KE DURASI (MENIT) KET.
    01. Jingle + Opening 00 1
    02. Lagu 1 01 4
    03. Komentar + Insert 1 05 1
    04. Slot Spot Iklan 1 06 3
    05. Bridging + Lagu 2 09 4
    06. Adlib 1 13 1
    07. Lagu 3 14 4
    08. Bridging + Lagu 4 18 4
    09. Komentar + Radio Expose 1 22 1
    10. Slot Spot Iklan 2 23 3
    11. Jingle + Lagu 5 26 4
    12. Adlib 2 30 1
    13. Lagu 6 31 4
    14. Komentar + Insert 2 35 1
    15. Slot Spot Iklan 3 36 3
    16. Radio Expose 2 39 1
    17. Bridging + Lagu 7 40 4
    18. Adlib 3 44 1
    19. Lagu 8 45 4
    20. Komentar + Slot Spot Iklan 4 49 3
    21. Jingle + Lagu 9 52 4
    22. Smash + Insert 3 56 1
    23. Bridging + Lagu 10 57 3
    24. TOTAL --- 60
    Keterangan:
    1. Jika jumlah spot iklan tidak memenuhi target, maka penyiar dapat menggantikan slot spot iklandengan lagu atau radio expose.
    2. Komentar jika tidak dibutuhkan, dapat digantikan dengan smash.
    3. Dalam 1 jam siaran, penyiar menyiapkan sebanyak 3 materi adlib. Lebih banyak lebih baik lagi. Karena apabila tidak terpakai, paling tidak dia punya stock adlib yang dapat digunakan kapanpun. Terutama apabila materi simpanannya itu bersifat umum dan informasinya tidak usang.
    4. Meskipun lagu-lagu telah di program oleh Music Director, penyiar tetap berkewajiban meramu lagu-lagu tersebut agar tidak terdengar monoton. Misalnya dengan mengkombinasi antara penyanyi solo pria dan wanita, atau dengan kelompok musik. Begitu juga jenis musik serta temponya, penyiar harus sanggup melakukan variasi diantaranya.
    5. Contoh format siaran 60 menit ini dapat Anda dengarkan melalui CD data.

    Format siaran juga ditentukan dan dibuat oleh seorang Program Director (PD). Format ini dibuat agar penyajian setiap daily ataupun special program dapat dilaksanakan dengan teratur. Melalui keteraturan seperti itu memudahkan pelaksana bagian siaran mengudarakan seluruh materi yang telah ditentukan sesuai dengan waktunya.
    Begitu juga pelaksana bagian produksi rekaman. Mereka bertugas memproduksi rekaman, sesuai dengan kebutuhan format siaran yang telah ditentukan. Rekaman-rekaman tersebut bisa berupa Special Program, Insert, ataupun Radio Expose.
    Berikut ini saya berikan contoh materi kata serta tabel format rekaman, yang dapat digunakan bagi kebutuhan insert siaran daily program. Selanjutnya script tersebut dibacakan oleh penyiar yang ditunjuk, dan direkam oleh penata rekam bagian produksi. Hasilnya kemudian di edit, di mixing, serta diberikan penambahan backsound, sound effect, ataupun smash agar rekaman itu menjadi lebih eksklusif.

    Catatan:
    Saya juga memberikan contoh bagaimana memproduksi insert secara detail, yang dapat Anda ikuti melalui CD data.

    TEMA : PEMBICARA YANG BAIK
    NO TALENT MATERI KATA KET.
    01 CEWEK 1 Bo’ gue bingung deh ngeliat si Brenda sama cowoknya… Rumpi
    02 CEWEK 2 Emangnya kenapa mereka??? Bolot
    03 CEWEK 1 Lo nggak perhatiin ya?! Cowoknya itu kalo ngomong khan nggak
    lebih dari 4 kata?
    04 CEWEK 2 Lho emangnya kenapa??
    05 CEWEK 1 Eh jeng telat…apa elo ngerasa nyaman, kalo punya cowok yang nggak
    bisa diajak ngomong, dan cuma ngejawab seperlunya, haaah!!?
    06 CEWEK 2 Emangnya cowok aku gitu? Enggak akh…
    07 CEWEK 1 Bolooot..!!! gue bukan lagi ngomongin cowok elo tauk…!!?
    08 CEWEK 2 Emangnya lagi ngomongin siapa???
    09 CEWEK 1 Aaaaaaaaaarghh!!!!
    10 ANNOUNCER Ladies…Lelaki pendiam awalnya memang seperti misteri yang mengundang rasa
    penasaran untuk mengenalnya lebih jauh. Namun jangan tertipu dengan kesan
    pertama. Seringkali lelaki pendiam berubah menjadi pribadi yang tidak
    bersahabat dan cenderung sulit nantinya. Susah membuka mulut dan seolah
    tidak berminat untuk berbagi apa pun, adalah indikator bahwa kepribadiannya
    dingin dan kosong. Padahal, kunci kehidupan bersama yang solid dan
    menyenangkan ada pada keinginan untuk berbagi gagasan dan pemikiran.
    Alangkah senangnya jika bisa membicarakan artikel koran atau majalah, film
    bioskop, atau gossip tentang teman-teman. Rasanya, kamu dan dia seperti
    tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan. ..
    11 CEWEK 2 Oooh aku tahu sekarang…pasti kamu nyangkain cowokku pendiam khan…???
    12 CEWEK 1 (tarik nafas panjang…) Heeeeh…’serah elo deh!
    EFEK YANG DIBUTUHKAN DALAM PERCAKAPAN DIATAS ADALAH SUARA DITELPON DAN PENELPON. KEMUDIAN DITAMBAHKAN DENGAN SMASH-SMASH & SFX YANG COCOK.
    Contoh Tabel Format Rekaman Special Program
    (60 Menit).

    SASARAINA FM
    LEGEND SERIES
    NO MATERI PROGRAM MENIT/
    DETIK KEDURASI MENIT/DETIK KETERANGAN
    QUEEN –Beatiful Goodbye
    Friday///07-19.00-20.00

    01 Opening Program +
    Commercial Tune 00.00 00.45 Recording
    02 Komentar Materi 1 00.45 01.10 Dry VO Recording
    03 Lagu 1.
    Heaven For Everyone 01.55 05.00 Mixing + Editing
    04 Komentar Materi 2 06.55 01.35 Dry VO Recording
    05 Lagu 2.
    Crazy Little Thing Called Love 08.30 02.20 Mixing + Editing
    06 Komentar Materi 3 10.50 01.05 Dry VO Recording
    07 Lagu 3. Living On My Own 11.55 03.35 Mixing + Editing
    08 Sponsor Tune +
    Commercial Break 1 15.30 02.00 Recording
    09 Tune Program +
    Komentar Materi 4 17.30 01.35 Dry VO Recording
    10 Lagu 4. Bohemian Rhapsody 19.05 04.55 Mixing + Editing
    11 Komentar Materi 5 25.00 01.15 Dry VO Recording
    12 Lagu 5. The Invisible Man 26.15 03.45 Mixing + Editing
    13 Komentar Materi 6 30.00 01.25 Dry VO Recording
    14 Lagu 6. Don’t Stop Me Now 31.25 03.30 Mixing + Editing
    15 Sponsor Tune +
    Commercial Break 2 34.55 03.00 Recording

    16 Tune Program +
    Komentar Materi 7 37.55 01.35 Dry VO Recording
    17 Lagu 7. We Are The Champion 39.30 02.55 Mixing + Editing
    18 Jingle + Komentar Materi 8 42.25 02.15 Dry VO Recording
    19 Lagu 8. You’re My Best Friend 44.40 02.45 Mixing + Editing
    20 Komentar Materi 9 47.25 01.30 Dry VO Recording
    21 Lagu 9.
    Another One Bites The Dust 48.55 03.15 Mixing + Editing
    22 Sponsor Tune +
    Commercial Break 3 52.10 02.00 Recording
    23 Komentar Materi 10 54.10 01.30 Dry VO Recording
    24 Lagu 10. A Winter’s Tale 55.40 03.35 Mixing + Editing
    25 Closing Program +
    Commercial Tune 59.15 00.45 Recording

    TOTAL 60 MENIT

    III. RADIO GAMES
    RADIO KUIS
    MOTIVASI PENDENGAR DAN DAYA TARIK ACARA.
    1. Daya tarik adalah hadiah – makin besar hadiah, semakin menjadi daya tarik.
    2. Daya tarik ada pada materi games yang ‘menantang’ menimbulkan penasaran.
    3. Daya tarik ada pada si pembawa acara (penyiar/radio dj).
    4. Pendengar bisa puas bila dapat berkomunikasi dan disebut namanya dalam siaran.
    5. Kepuasan pendengar untuk mengejar menang.
    6. Daya tarik/kesukaan ber-humor karena radio games selalu akrab dengan humor.


    PERSIAPAN RADIO GAMES/KUIS.
    1. Penyiar yang trampil berkomunikasi/memimpin, pandai bermain kata, sense of humor yang tinggi serta mampu mengembangkan kreatifitas pendengar.
    2. Aturan main yang disepakati – harus jelas – jujur – jenaka dan adil.
    3. Ada kriteria menang atau kalah ; persyaratan boleh, tidak boleh, sah atau tidak sah.
    4. Siap menanggulangi kasus yang akan terjadi misalnya : kesalahan ucapan, koreksi, protes, excuse,
    5. syarat waktu atau kelengkapan jawaban.
    5. Menyiapkan :
    - Skenario acara – radio script.
    - Petugas dan manualnya.
    - Peralatan games/kuis.
    RADIO GAMES DALAM FORMAT SIARAN.
    1. Acara yang komunikatif (bisa dua arah), memiliki daya tarik yang tinggi.
    2. Dapat mengikat pendengar dalam tempo yang panjang (time spent listening).
    3. Acara yang relatif ‘mudah dijual’ sebagai ajang komersial.
    4. Acara tersebut memberikan ‘identitas’ yang mudah diingat oleh khalayak pendengar.
    5. Acara ini begitu ‘fleksibel’ dilaksanakan oleh setiap sta-ra dalam format siaran apapun tanpa batasan.
    6. Radio games/kuis dapat dibuat dengan ‘aneka bentuk kreatifitasnya’.
    7. Radio games/kuis dapat dibuat dalam ‘serial-episode-temporer’ baik harian, mingguan bahkan
    seketika, kapanpun kita kehendaki.
    8. Beberapa sta-ra menjadikan acara ini sebagai ‘acara unggulan’ atau high light untuk sasaran Reach
    and Coverage yang optimal.
    9. Acara ini dapat dipakai untuk menambah data dan catatan pendengar, mengidentifikasi segmen
    pendengar.

    RISIKO BURUK
    “Bila Dilakukan Dengan Salah”.
    01. Pelaksanaan acara tidak lancar, penyiar dan operator kurang trampil dan tidak kooperatif.

    02. Peralatan kurang mendukung.
    03. Penyiar tidak fair, atau sengaja menghalangi pemenang.
    04. Sikap penyiar tidak luwes dan tidak ramah.
    05. Pendengar kurang kreatif, penyiar tidak mampu mengembangkan, acara kurang menarik dan
    membosankan.
    06. Pertanyaan terlalu sepele, tidak menarik, kurang
    menantang atau justru terlalu
    sulit dan mustahil bisa ditebak.
    07. Hadiah tidak jelas atau hadiah terlalu murah.
    08. Aturan main tidak jelas – penyiar tidak konsekuen dengan peraturan.
    09. Untuk hadiah yang sangat besar nilainya, sangat riskan bila kriteria ‘menang’ ada bermacam
    interpretasi atau mudah dituduh ‘mengatur’ pemenang.
    10. Pemenang kecewa karena prosedur pengambilan hadiah yang terlalu sulit.
    11. Sistem administrasi-dokumentasi kurang baik.
    12. Pihak sponsor tidak tertarik dengan acara ini/tidak puas atau bahkan tidak menguntungkan.
    13. Produk sponsor terlalu overexpose, hingga pendengar bosan.
    14. Waktu kuis tidak tepat lagi sasaran pendengarnya.
    15. Dan lain-lain.

    ANEKA MACAM GAMES DAN KUIS.
    1. Tebakan (nyata): tebak kata, orang, bunyi, tempat, lagu, kejadian.
    2. Jawab (soal): Menjawab dengan uraian lisan atau tertulis.
    3. Rintangan (handicap): Suruhan mengatakan sesuatu dengan handicap tertentu.
    4. Kontes (adu): Pemenang dinilai yang paling memenuhi kualitas terbaik.
    5. Suruhan gerak: Pendengar mengikuti semua instruksi dari sta-ra.
    6. Mujur: Menebak salah satu alternatif.

    7. Bersambung: Mengikuti perjalanan siaran.
    8. Humor (teka teki): Bebas – menurut logika humor maupun permainan kata yang mengelitik.

    Catatan :
    Media Games/Kuis bisa berupa :
    Telpon, surat, temu muka, monitoring siaran, brosur/poster, kegiatan off air, mix medium (campurannya).

    IV. SASARAN ACARA.
    A. Meraih jumlah pendengar (reach).
    MeliputI kelompok sasaran/khalayak pendengar (coverage).
    B. Lama waktu mendengar (time spent listening).
    C. Pangsa pendengar (audience share).
    D. Jumlah rata-rata pendengar per1/4 jam (average quarter hour).
    E. Jumlah total pendengar perhari.
    F. Perbandingan duplikasi pendengar antar satu stasion radio dengan stasion radio yang lain (audience
    turn over ratio).
    G. Memperoleh keuntungan bersih (profit margin)
    - Memperoleh hasil usaha komersial (total billing).
    - Mengendalikan biaya produksi (cost of production).
    H. Mengembangkan citra stasion radio dan membentuk identitas stasion radio (brand image and station
    identy).
    I. Menjadi stasion radio panutan (trendsetter).
    J. Melahirkan penyiar favorit (air personality).

    Seluruh sasaran tersebut diatas akan dapat berjalan baik, jika PD mempersiapkan prosedur sebagai berikut:
    01. Telah ditetapkan positioning – format station dan target audience.

    02. Telah ditetapkannya identitas stasion radio.
    03. Bentuk organisasi bagian siaran (charts).
    04. Telah ditunjuk staff bagian siaran berikut uraian jabatannya (job description).
    05. Ditetapkan system berisi manual dan producer serta peraturan kepegawaian (company regulation).
    06. Telah memiliki falsafah perusahaan (corporate philosophy).
    07. Memiliki sumber/materi bahan siaran: kata-tulisan-musik dan bunyian.
    08. Memperoleh dukungan finansial (program budget).
    09. Memiliki iklim kerja kreatif dan budaya kerja (etos and corporate culture).
    10. Memiliki penyiar yang trampil (air personality).
    11. Memiliki nara sumber.
    12. Ada forum komunikasi intern (evaluasi-treatment-monitoring dan presentasi).
    13. Memiliki system administrasi siaran.

    V. STATION IDENTY.
    Nama panggil STA-RA (stasion radio).
    1. Nama “stara”.
    2. Slogan.
    3. Dibuat dalam soundtracks.
    - Station call.
    - Program cue-sign tune.
    - Jingle-theme song.

    Bahasa Siaran.
    1. Standart kata dan ucapan.
    2. Kosakata.
    Air Personality.
    1. Gaya siaran – stylish.
    2. Karakter khas program.
    High Light Program.
    1. Acara unggulan.
    2. Harian-mingguan.
    Special Event/Actives (program offair).
    Visual Grafis.
    1.
    Logo.
    2. Typografi.
    Benda-benda Identitas (souvenirs-giftaway).
    Untuk mengerjakan materi-materi kreatifitas diatas, PD menugaskan tim copy writer serta anggota Radio Program lainnya. Siapa sajakah yang berperan membantu tugas PD dalam mengerjakan program- program siaran radio? Marilah kita pelajari masing-masing tugas dan tanggung jawab mereka.
    VI. COPY WRITER
    Adalah kerja penulisan naskah yang berisi wacana dengan tujuan untuk ‘menjual produk’ dan jasa atau untuk mengkomunikasikan sebuah gagasan kepada khalayak pendengar.
    Penulisan naskah didalam ‘kerja kreatif’ radio siaran dijumpai dalam bentuk :
    1. Copy Writing.
    2. Script Writing.
    - Rewriting : Uraian, ringkasan & final script.
    - Translation : Terjemahan
    3. Radio Script : Scenario acara.
    YANG DITULIS COPY WRITING.
    1. Station Identity : Station call and reminder.
    2. Positioning : Slogan.
    3. Radio Expose & Publikasi :
    - Informasi acara.
    - Informasi events (kegiatan off air).
    4. Menjual Jasa & Produk : Beriklan.
    5. Himbauan & Layanan Masyarakat : Membentuk sikap dan prilaku moral.
    6. Program Cue : Insert – bridging – jumping cue.
    7. Perbendaharaan kata/kosa kata.
    STRUKTUR COPY WRITING.
    1. Attention getter.
    2. Mengemukakan problem, gejala dan fakta.
    3. Memberikan solusi, pemecahan permasalahan.
    4. Menunjukan produk atau jasa yang dijual.
    5. Ajakan – bujukan – anjuran – pilihan tunggal – suruhan.
    6. Memberikan jaminan – gambaran – bukti – fakta – keuntungan – alasan – manfaat serta keunggulan.
    7. Menyebut sumber informasi : sender, produser.
    8. Bunyian : SFX – human effect – music effect.
    9. Music : Ilustrasi/backsound – theme song – link – jingle – untuk entertainment.
    YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM COPY WRITING.
    01. Copy writing adalah awal pelaksanaan kerja kreatif.
    02. Radio copy writing adalah menulis bahasa ‘verbal’ bukan bahasa tulisan.
    03. Memahami “what to say and how to say”.
    04. Mengetahui dengan jelas sasaran pendengar dengan segala daya tangkapnya, interpretasi, persepsi,
    opini, interest dan psikografinya.
    05. Memenuhi harapan ‘AIDA’ (menarik dan dipercaya), Attention, Interest, Desire and Action.
    06. Menguasai wawasan produk knowledge beserta aspeknya.
    07. Memiliki perbendaharaan kata – kosa kata, idiom, penataan kalimat bicara dan strukturnya.
    08. Menguasai perbendaharaan musik dan bunyian yang mendukung imajinasi.
    09. Memahami kaidah copy writing ; duration – padat kata – ulung kata – bunyian – tata bahasa dan
    etika.
    10. Konsisten dengan radio positioning.
    11. Memperhatikan kualitas.
    12. Pemilihan casting/pemeran bicara yang tepat dan memenuhi sasaran.
    13. Pemilihan casting/pemeran bicara yang tepat dan memenuhi sasaran.
    COPY WRITE YANG IDEAL.
    01. Wacana (teks) komunikatif – bisa dimengerti oleh khalayak sasaran pendengar.
    02. Ada attention getter : kata atau bunyian.
    03. Dipercaya, memberi ‘janji’, serta manfaat kepada konsumen pendengar.
    04. Tidak klise, ada selera baru, unik dan original.
    05. Ada nilai kreatif dalam bunyi dan isi.

    06. Penempatan/penggunaan musik dan bunyian tepat dan mendukung wacana.
    07. Urutan struktur yang logis, mudah diikuti logika yang mendengar ( editorial layout).
    08. Klimaks (solution) sebaiknya dibagian akhir.
    09. Memberi tanda baca yang jelas : lafal – phrasering – intonasi – karakter.
    10. Durasi copy – jumlah pengulangan kata-padat kata.
    11. Biasanya audience tidak suka digurui.
    12. Kurangi penyajian angka-angka yang membenahi pendengaran.
    13. Hindari sara + Politik.
    14. Jangan salah casting.
    PENDEKATAN KREATIF COPY WRITING.
    1. Hard sell >< soft sell, persuasive. 2. Dialog >< monolog. 3. Humor, cartoon. 4. Theatre. 5. Spoke person sebagai ‘umbrella’. 6. Fiksi – imajinasi. 7. Logika usia dan tingkat intelektual. 8. Scientific – technology. 9. Data riset atau lab. 10. Daerah – budaya. 11. Musical – jingle. 12. Imajinasi bunyi – SFX. 13. Lingkungan profesi dan hobby. 14. Permainan kata – vernal. 15.Bukti sejarah. 16. Filosophy yang diakui semua orang. 17.Prosais – puitis. 18.Kaidah agama. 19.Hukum positif. 20. Pembuktian orang lain (testimonial). 21. Kejadian actual. 22. Daya tarik media – undian. VII. SCRIPT WRITING. Penulisan naskah untuk diucapkan penyiar dalam siaran. - Adlib. - PSA (Public Service Announcement). - News (berita), editorial. - Essay. - Terjemahan. - Uraian, ringkasan. - Naskah radio play (sandiwara). Juga penulisan untuk station promotion. - proposal acara dan event. - Corporate, booklet. - Penerbitan bulletin radio. RADIO PRODUCTION ORGANISASI PROGRAM SIARAN Seni cipta (creative & art work) CALLSIGN JABATAN SPESIFIKASI DP Kabag Produksi. Tata Kendali Utama Produksi. KS Kabag Siaran Tata Kendali Penyiaran. KK Kabag Kreatif Tata Kendali Siaran Kata. KM Kabag Musik Tata Kendali Siaran Musik. TR Traffic Tata Kendali Administrasi CW Copy Writer Penyedia Materi Program SW Script Writer Penyedia Materi Siaran Kata. RE Recording Editor Audio Sound Engineer. ME Music Editor Music Sound Engineer. LB Librarian Pengelola Perpustakaan & Musik. DJ Radio DJ Pelaksana Utama Siaran RP Reporter Pelaksana Dilapangan OS Operator Siaran Pelaksana Mixing Siaran Parts of Radio Program, Leading by Program Director. PROGRAM DIRECTOR KABAG PRODUKSI KABAG MUSIK KABAG SIARAN KABAG
    KREATIF

    RECORDING
    EDITOR
    MUSIC



    EDITOR
    LIBRARIAN
    OPERATOR

    SIARAN
    COPY WRITER

    SCRIPT WRITER
    RADIO DJ
    REPORTER
    TRAFFIC

    VIII. SYSTEM : PROGRAM KERJA BAGIAN SIARAN.
    Berdasarkan : Bidang hasil pokok/key result area (KRA).
    Program kerja perusahaan :
    01. Market standing.
    02. Organisasi dan system.
    03. Finansial dan profitabilitas.
    04. Sumber daya manusia.
    05. Produksi siaran.
    06. Perangkat keras.

    07. Komersial.
    08. Citra Sta-ra.
    09. Kesejahteraan.
    10. Pengembangan kegiatan.

    Kolom Program Kerja:
    1. Sasaran yang hendak dicapai
    2. Tindakan pelaksanaan.
    3. Waktu mulai berakhir.
    4. Pelaksana yang bertanggung jawab.
    5. Biaya yang dibudgetkan.
    6. Keterpaduan dengan bidang lain.
    Catatan program kerja:
    Harus realitas – tertulis – dimengerti – disepakati – dapat diukur dan dievaluasi ditengah periode untuk dilakukan revisi.
    IX. PROGRAM KERJA BAGIAN SIARAN.
    Sasaran yang akan dicapai:
    01. Acara unggulan.
    02. Ranking pendengar.
    03. Penambahan personalia & merubah.
    04. Penambahan peralatan baru.
    05. Melengkapi peralatan.
    06. Program training.
    07. Menciptakan program baru/khusus.
    08. Melaksanakan kegiatan off air.
    09. Mengembangkan fans club.
    10. Melengkapi diskotik.
    11. Menjadikan acara sponsor.
    12. Melaksanakan program sosial.
    13. Melaksanakan program kesejahteraan.
    14. Menerbitkan majalah sta-ra.
    15.Menambah sound tracks.
    16. Menciptakan identitas sta-ra.
    17.Meningkatkan iklim kerja kreatif.
    18.Meningkatkan daya saing.
    19.Melaksanakan riset/survey pendengar.
    20. Mengundang tamu terhormat
    21. Menyusun acara

    X. KEPALA BAGIAN PRODUKSI.
    01. Mengisi buku agenda kerja.
    02. Melakukan pengecekan tugas 2 kali sehari.
    03. Tegas dalam perintah kerja.
    04. Selalu mencari solution dalam setiap hambatan.
    05. Memakai manual dalam mencari kesalahan.
    06. Harus memiliki antisipasi proses kerja.
    07. Kualitas hasil akhir menjadi tujuan utama.
    08. Menganjurkan sikap kooperatif.
    09. Membudayakan memo.
    10. Berprinsip efisien waktu, biaya dan tenaga.
    11. Berlaku adil dan mengutamakan prioritas.

    12. Sikap sportif dan bertanggung jawab.
    13. Kompak sesama bagian.
    14. Semangat dan tidak loyo.
    15.Mengetahui hasil siaran radio pesaing.

    XI. KEPALA BAGIAN SIARAN.
    01. Jangan merasa kepala itu selalu benar.
    02. Mengundang pertemuan minimal sekali tiap minggu.
    03. Kembangkan kreatifitas mereka.
    04. Berilah pujian untuk setiap prestasi.
    05. Biasakan setiap anda datang membawa gagasan/solution.
    06. Menegur bawahan lihatlah situasi dan kondisi.
    07. Berlaku adil terhadap semua pihak.
    08. Harus bisa marah tapi bukan pemarah.
    09. Harus bisa mengatakan TIDAK.
    10. Jangan melanggar peraturan yang anda buat sendiri/peraturan perusahaan.
    11. Ketahuilah problem kerja/hambatan yang terjadi.
    12. Jangan ingin mengatur secara rinci.
    13. Berikan pengarahan sasaran perusahaan.
    14. Jangan malu belajar dari orang lain.
    15.Jangan memperlihatkan ‘gap’ dengan siapapun.
    16. Berikan informasi yang benar dan adil kepada atasan.


    XII. KEPALA BAGIAN KREATIF.
    01. Pelihara terus ‘sense of humor’.
    02. Biasakan mendengar radio kompetitor.
    03. Biasakan membaca buku bermutu.
    04. Tontonlah pertunjukan besar.
    05. Bergaulah keluar lingkungan radio.
    06. Usahakan untuk mengenal orang-orang popular.
    07. Bersikap supel-tidak mau menang sendiri.
    08. Biarkan orang lain berkembang kreatif.
    09. Jangan semua hal dikondisikan dengan uang.
    10. Tiada hari tanpa baca Koran.
    11. Jangan bersikap ‘old fashion’.
    12. Jangan NATO-No Action Talk Only.
    13. Bentuklah team kreatif.
    14. Cari dan hubungi nara sumber.

    APA FUNGSI PENYIAR.
    Penyiar adalah juru bicara sta-ra.
    Penyiar adalah pembina pendengar.
    Penyiar dapat menjadi ciri sta-ra.
    Penyiar favorit dapat membentuk acara unggulan.
    Penyiar menjual acara komersial.
    Penyiar keseluruhan membentuk citra sta-ra.
    Penyiar adalah seniman bicara.

    Kriteria Kualitas Penyiar :
    1. Fasih bicara dan kaya perbendaharaan kata.
    2. Wawasan pengetahuan yang luas.
    3. Berpikir sistimatis dan pragmatis.
    4. Pandai menulis-menyusun kalimat.
    5. Seorang aktor/aktris yang baik.
    6. Periang, sehat dan hygienis.
    7. Pergaulan luas-berakar dikelompok pendengar.
    8. Menguasai bahasa inggris.
    9. Senang belajar dan mempunyai kebiasaan latihan.

    FALSAFAH SIARAN.
    A. BEING PROFESIONAL.
    01. Mengetahui permasalahan radio siaran beserta aspeknya.
    02. Intelektualitas dan intelegensia.
    03. Skiled-knowledge-experiences and attitude.
    04. Integratis dan kejujuran loyalitas profesi.
    05. To do the best-siap tampil tanpa alasan.
    06. Sistematik berpikir dan berbicara serta pandai menjual gagasan.
    07. Konsekwen bertanggung jawab terhadap komitmen kerja.
    08. Tidak sombong, tidak sok tahu dan sok pintar.
    09. Manusiawi.
    10. Kemampuan bahasa/bahasa internasional.


    B. BUDAYA KERJA.
    Menciptakan iklim kerja kreatif dan produktif di stara.
    01. Team kerja yang kompak, jangan terlalu diatur.
    02. Bentuk forum kreatif.
    03. Pertemuan bermutu yang sering, sarasehan, membudayakan brainstorming diskusi dan debat
    dengan sportifitas.
    04. Pimpinan yang tangguh, berwibawa, luwes serta akomodatif.
    05. Memperluas nara sumber.
    06. Membuka pergaulan keluar, memberikan fasilitas.
    07. Budaya suka humor namun tetap menegakkan disiplin.
    08. Tunjukan solidaritas dan kebersamaan serta hilangkan ‘gap’
    09. Menanamkan semangat juang untuk menjadi the best radio station.
    10. Penghargaan terhadap kreatifitas.

    C. SYSTEM.
    Buat apa system?
    System adalah tata kerja dan peraturan-peraturan yang tertulis untuk dilaksanakan oleh seluruh anggota perusahaan agar dapat melakukan fungsinya dengan optimal sesuai dengan tujuan perusahaan.
    Falsafah Perusahaan : Corporate Philosophy.
    Peraturan Perusahaan : Company Regulation.
    1. Peraturan kepegawaian.
    2. Peratuaran kerja.
    3. Program kerja perusahaan.
    4. Job description.


    MANUAL :
    Tata kerja yang tertulis yang mengatur urutan kegiatan untuk melaksanakan sebuah tugas pekerjaan.

    PROSEDUR :
    Tata kerja yang tertulis yang mengatur urutan kegiatan yang memerlukan persyaratan dan persetujuan dari satu bagian kebagian yang lain.

    KODE ETIK :
    Ketentuan sikap moral kegiatan perusahaan yang didasari atas ketentuan dan aturan hukum formal atau nilai budaya bangsa.
    System Manual Siaran :
    01. Pengisian dan penulisan radio script.
    02. Persiapan dan pelaksanaan program rekaman.
    03. Kerja operator rekaman.
    04. Kerja operator siaran.
    05. Kerja pengelola diskotik.
    06. Kerja pengelolaan perpustakaan.
    07. Mempersiapkan dan melaksanakan rapat.
    08. Mempersiapkan dan melaksanakan interview dan reportase.
    09. Menetapkan lagu ‘top hits’.
    10. Kerja penyiar waktu siaran.
    11. Penetapan penyiaran komersial.
    12. Kerja bagian traffic.
    13. Pembuatan laporan siaran.
    14. Kerja pemeliharaan dan perbaikan.

    15. Kerja administrasi.
    16. Tugas keluar.

    System Produser Siaran :
    01. Permohonan biaya produksi.
    02. Permohonan pembelian/pengadaan.
    03. Ijin cuti.
    04. Ijin meninggalkan kerja.
    05. Usulan program baru/lama.
    06. Usulan problem kepegawaian.
    07. Membuat ikatan kerjasama dengan pihak lain.
    08. Penolakan pemutaran radio komersial.
    09. Pengurusan perijinan dengan instansi luar.
    10. Komunikasi dengan organisasi RSS/sta-ra.
    11. Tanda bukti pembayaran.
    12. Memakai peralatan dan fasilitas perusahaan.
    13. Usulan kreatif.
    14. Pembentukan ‘team’ kerja.

    System Tata Tertib Siaran :
    - Penggunaan peralatan perusahaan.
    - Memakai fasilitas perusahaan.
    - Tertib ruang siaran.
    - Aturan pemakaian diskotik/lagu/buku.

    - Tertib penampilan diri.
    - Menjaga keamanan, kesopanan, kebersihan serta keutuhan barang.
    - Tertib administrasi dan keuangan.
    - Tertib ucapan.
    - Tertib prilaku diluar.
    - Tertib waktu bekerja.
    - Tertib tamu.
    - Keharusan komunikasi.
    - Menjaga citra sta-ra.
    - Tertib khusus penyiar, reporter dan operator.

    KERJA TRAFFIC
    Fungsi pokok :
    1. Komunikator keluar dan kedalam.
    2. Dispatcher-pengantar materi siaran.
    3. Pencatat jadwal tugas, waktu pelaksanaan dan penyerahan.
    4. Pengawas waktu produksi.
    5. Pengadaan materi siaran (logistik).
    6. Pengatur fasilitas siaran.


    Praktek kerja :
    1. Membuat jadwal persiapan program (action plan).
    2. Mengingatkan deadline dan menagih hasil kerja dan menyesuaikan perubahan.
    3. Mengantar musik/lagu hasil rekaman-iklan-teks siaran.
    4. Kontak pihak luar – menetapkan konfirmasi dan mengatur pertemuan.
    5. Menyediakan fasilitas.
    6. Menyampaikan informasi antar bagian.
    7. Notulis pertemuan.
    8. Membawahi administrasi dan layanan umum.
    9. Bekerjasama dengan duty manager.

    Kesimpulan :
    Traffic membebaskan para kabag dan team kreatif untuk tidak hanyut dan tenggelam dengan pekerjaan teknis administrative.

    OPINI DAN PHILOSOPHY
    Antusiasme generasi muda terhadap dunia radio dan kepenyiaran di Indonesia, tampak begitu marak dan sepertinya berkembang. Hal tersebut dapat disaksikan melalui beberapa relevansi berikut ini:
    1. Berkembang pesatnya peranan teknologi dan komunikasi. Sehingga media elektronik seperti radio dan televisi, menjadi incaran bagi banyak orang untuk berlomba mengadu nasib.
    2. Semakin banyaknya bermunculan tempat-tempat belajar bagi mereka yang ingin berkecimpung
    dalam dunia kepenyiaran. Apakah itu perguruan tinggi, atau ada juga yang hanya sebatas kursus.
    3. Mendapati banyaknya fakta yang mereka saksikan melalui media komunikasi canggih seperti
    televisi. Dari layar kaca itu mereka menyaksikan penyiar-penyiar radio idolanya dulu, kini
    berubah menjadi presenter tv atau bahkan jadi artis kondang.
    4. Sebuah kenyataan pahit dari mereka yang telah mengorbankan banyak hal selama 5 tahun untuk menuntut ilmu, namun harus berakhir menjadi pengangguran. Karena sudah bukan rahasia lagi apabila 90% Sarjana dari berbagai disiplin ilmu setiap tahunnya, hanya mendapat kesempatan sebatas “waiting list”, “Anda belum beruntung”, “kami belum membutuhkan karyawan baru”, “sayang sekali Anda terlambat, karena posisi itu sudah terisi”, atau “mungkin teman saya yang personalia itu dapat membantu Anda, tapi Anda harus menyiapkan dana pelican paling tidak Rp. 25 juta rupiah…” Walah! Habis jatuh kok malah ketiban tangga? Akhirnya ya sudah, pasrah! Unbetween job istilah halusnya, atau kasarnya jobless-lah…
    Menyimak 4 relevansi itu, mungkin saya harus mempertanyakan kembali antusiasme Anda dari hati ke hati. Ketahuilah bahwa penyiar-penyiar yang Anda dengarkan melalui radio-radio tersebut, sebenarnya masih banyak diantara mereka yang tidak menguasai kemampuan air personality. Kebanyakan mereka hanya berorientasi pada hobby, dan menganut paham professionalisme yang sifatnya untung-untungan.
    Tolong Anda jangan tersinggung ataupun sakit hati. Karena demi Allah, saya sudah melewati masa-masa itu, dan saya sayang kepada Anda. Untuk itu jawablah pertanyaan saya berikut ini di dalam hati, atau cukup Anda rasakan saja.
    Jika Anda menyatakan sudah sangat sadar memilih sebuah profesionalisme, sebaiknya ujilah kembali kesadaran itu. Pengujian ini bermanfaat untuk mengetahui apakah mata hati Anda memang benar-benar sudah ‘melek’, atau sebenarnya buta dengan pilihannya.
    Apabila setelah diuji ternyata pilihan Anda tetap sama, Insya Allah kita juga akan ‘nyambung’ sewaktu menggali lebih dalam lagi ilmu tersebut.
    Ada 3 syarat utama serta 2 syarat penyerta yang dapat dijadikan test bagi seseorang yang tengah memilih sebuah bentuk profesionalisme. Saya merumuskannya sebagai berikut;

    PROFESSIONALISM = Mentality + Love + Totality
    + Learning + Sharing.
    Sekarang jangan dulu Anda pusingkan 2 syarat penyertanya, tapi fokuslah terhadap 3 syarat utamanya;

    MENTALITY
    Lemahnya mentalitas merupakan permasalahan yang sangat serius dan telah membudaya di Indonesia. Mereka itu biasanya terdiri dari mental-mental pemalas, merasa benar sendiri, cepat puas, tapi juga gampang putus asa. Apabila Anda termasuk didalamnya, bersiap-siaplah untuk menghadapi beragam masalah ataupun kesulitan yang tiada henti!

    LOVE
    Hampir sama seperti lagu “Love” yang dinyanyikan oleh Nat King Cole. Dalam lagu itu liriknya berbunyi;
    “L…is for the way you look, at me
    O…is for the only one I see
    V…is very very extraordinary
    E…is even more than anyone that you adore…”
    Yap! Ungkapannya boleh dibilang seperti itu. Mereka yang yang sedang jatuh cinta, bisa saja menjadi lebih sensitif, emosional, tidak mengenal lelah ataupun waktu. Bahkan mereka juga bersedia menerobos apapun yang orang lain anggap mustahil. Begitulah hebatnya cinta!
    Sekarang cobalah tanyakan kepada diri Anda masing-masing, kemudian jawab didalam hati dengan jujur. Berapa besarkah cinta Anda terhadap profesi yang Anda pilih?!

    TOTALITY
    Totalitas atau saya menyebutnya dengan istilah ‘kegilaan’, hanya mampu bersarang di dalam hati seseorang yang telah memilih cinta dan jalan hidupnya. Ibarat orang yang sudah benar-benar jatuh cinta, maka dia akan berupaya agar cintanya itu dapat bersambut. Dia tidak punya waktu lagi untuk lirik sana lirik sini, apalagi berselingkuh. Dia bisa diibaratkan seperti sudah memakai ‘kaca mata kuda’. Kuda yang sangat kuat, setia tangguh, berani, pantang menyerah, dan tidak takut gagal.
    Banyak orang mengaku bahwa dirinya sudah total melakukan apapun yang tengah dikerjakannya. Kembali lagi kepada 2 syarat utama Mentality & Love.
    MENTALITY sebenarnya berkaitan dengan pribadi Anda secara personal. Artinya, jangan pernah berharap orang lain harus membuktikan itu kepada Anda. Melainkan Anda sendiri yang membuktikannya kepada seluruh lingkungan.
    Mentalitas yang baik dan teruji dapat dirumuskan menjadi;
    1. Beriman
    2. Bertanggung jawab
    3. Berani
    4. Setia
    5. Tangguh
    LOVE atau kecintaan. Proses ini juga hanya dipikirkan, dirasakan, dinyatakan, dijalankan, serta dipertahankan (5d), oleh pribadi yang bersangkutan. Ibarat kadar sebuah emas, ada emas murni 24k, atau emas muda 22k, 18k, bahkan imitasi. Penentu besar kecilnya kadar itu adalah diri Anda sendiri, melalui pertimbangan dan disahkan oleh 5d. Kemudian untuk menikmati sensasi Love, bukankah Anda harus melibatkan pihak ke 2,3,4 dst.


    Contohnya dalam kasus cinta beneran. Tentu dalam perjalanannya Anda akan berurusan dengan sang kekasih, teman-temannya, bahkan keluarganya. Begitu juga cinta Anda kepada sebuah Profesionalisme. Disana Anda akan berurusan dengan pekerjaan itu sendiri, pimpinan, bawahan, relasi ataupun rekan sejawat. Nah karena Anda melibatkan banyak pihak dan perasaan, maka modal utama pribadi Anda (B3ST), harus berperan untuk menghadapi setiap “permasalahan” ataupun “kesenangan”.
    You can dream, create, design, and build the most wonderful idea in the world, but it requires people to make the dream a reality.
    “Anda bisa saja memimpikan, menciptakan, mendesain dan membangun gagasan paling cemerlang di dunia ini, tapi Anda pasti butuh orang lain untuk mewujudkan mimpi itu jadi kenyataan”.
    Jika kadar kecintaan Anda mencapai 24k, maka didalam diri Anda akan muncul beberapa ciri khusus, seperti;
    1. Jujur
    2. Organisator
    3. Berwibawa &
    4. Solusi
    JUJUR. Pertanyaannya, siapakah orang di dunia ini yang tidak suka terhadap kejujuran? Jawabanya mungkin tidak ada! Contohnya, seorang koruptor ataupun maling, bukankah dia akan mencari orang jujur untuk mengelola keuangannya. Ribet donk urusannya kalau sang koruptor harus menggaji orang yang sama seperti dia. Jadi ternyata setiap orang senang mendapati orang lain yang jujur. Ya sudah, kita tampil aja jadi orang jujur!
    ORGANISATOR. Berkaitan dengan memimpin dan kepemimpinan. Saya akan memberikan sebuah contoh yang sangat sederhana. “Wahai anak gadis ayah tersayang…Apakah kamu bisa menyukai seorang pemuda yang klemar klemer, labil dan tidak sanggup membuat keputusan?” “Atau pemuda yang tidak bertanggung jawab, dan maunya menang sendiri?” Maka dengan nyeleneh sambil memeluk saya, anak gadis saya menjawab; “Ayah, aku nggak tertarik sama manusia kebanyakan seperti itu. Ada yang lainnya, ghak…!?” Ha..ha..ha.. kecian de loh pemuda!
    Berarti dapat disimpulkan bahwa anak gadis saya alergi terhadap pemuda seperti itu. Saya rasa akan sama juga halnya dengan seorang pemimpin, ataupun organisator yang tidak mempunyai kredibilitas.
    Mereka akan dapat tersingkir dengan sendirinya. Begitu juga sebagai bawahan, secepat mungkin dia akan dicampakkan dan dianggap seperti sampah.


    BERWIBAWA. Bukanlah orang yang tidak banyak omong, lantaran otaknya kosong. Juga bukan orang yang agresif dan mendominasi pembicaraan, padahal sama sekali tidak menarik dan hanya menonjolkan kehebatan dirinya sendiri.
    Berwibawa sesungguhnya adalah seseorang yang benar-benar memiliki kepribadian menyenangkan. Jika dia berbicara, orang lain akan menikmati pembicaraannya itu. Begitu juga sebaliknya, dia mampu untuk menjadi pendengar yang baik (berempathy). Dia terkadang tegas tapi tidak kasar. Ada kalanya lembut tapi bukan menye-menye. Apabila dia tidak muncul, maka siapapun akan selalu merindukannya.
    SOLUSI. Seseorang yang tidak salah jatuh cinta atau mencintai, biasanya dia senang pula menempatkan dirinya menjadi solusi. Terutama untuk menyelesaikan masalah yang benar-benar diminta, bukannya sok menjadi solusi. Orang-orang seperti ini biasanya selalu jauh dari masalah. Karena mereka jelas-jelas lebih mencintai kedamaian, keadilan serta kebijaksanaan.
    Sekarang Anda bayangkan betapa banyaknya ciri-ciri atau tugas penting, bagi seseorang yang ingin mewujudkan penggabungan antara Mentalitas (Mentality) dan Kecintaan (Love).
    1. Beriman
    2. Bertanggung jawab
    3. Berani
    4. Setia
    5. Tangguh
    6. Jujur
    7. Organisator
    8. Berwibawa
    9. Solusi

    Masalahnya bagaimana mungkin seseorang dapat melaksanakan 9 tugas penting itu dalam waktu yang singkat dan bersamaan, tanpa melibatkan Totalitas?
    TOTALITY. Dapat dinyatakan menjadi salah satu resep ampuh untuk mengantisipasi terlaksananya 9 tugas penting itu. Dengan mengandalkan Totalitas, maka tugas-tugas penting tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat dan bersamaan. Mengapa?
    A. Artinya. Menurut kamus bahasa Indonesia, Totalitas artinya adalah keseluruhan; keseutuhan. Totalitas tidak menganut kemauan yang setengah-setengah, coba-coba, iseng-iseng, dari pada nggak, atau siapa tahu! Melainkan sesuatu yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan betanggung jawab. Bahasa ekstrimnya saya sebut dengan “menggilai”. Apabila seseorang sudah sampai pada taraf menggilai pekerjaannya, maka diapun berprinsip seperti lagunya Michael Jackson – Don’t Stop Till You Get Enough.
    B. Sifatnya. Totalitas memiliki sifat agresifitas yang tinggi. Dia punya ambisi tapi bukan ambisius. Dia punya greget yang mampu membuat seseorang tidak gampang putus asa dan selalu bersemangat.
    C. Dampaknya. Adalah dorongan tenaga (doping) yang luar biasa. Doping yang sama sekali tidak berbahaya seperti narkoba ataupun teman-temannya. Karena sebenarnya doping itu sudah ada dan mengalir di dalam darah kita masing-masing. Masalahnya, Anda ingin mengaktifkannya, atau tidak?!

    LEARNING
    Semoga kata-kata bijak berikut ini, dapat dijadikan motivasi untuk melakukan pembelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan. Mohon digaris bawahi, pembelajaran bukan berarti TEORI atau MENGHAFALKAN pelajaran dari buku. Namun lebih kepada EVALUASI, REVISI, serta INOVASI dari pembelajaran yang Anda aplikasikan.
    Pesaing yang paling berbahaya bagi kita justru adalah pesaing yang tidak memperhatikan kita, tetapi yang sedang bekerja keras memperbaiki dirinya.
    Extraordinary people visualize not what is possible or probable, but rather what is impossible. And by visualizing the impossible, they begin to see it as possible. “Orang yang luar biasa bukannya membayangkan apa yang mungkin dan bisa jadi; dia mengkhayalkan apa yang tidak mungkin. Ketika yang tidak mungkin mulai terbayang, mereka tidak lagi memandangnya sebagai ketidakmungkinan”.


    Default setting yang paling membedakan kesempatan seorang professional untuk mencapai karir yang baik, adalah tuntutan kinerja dari dirinya sendiri.
    Mohon diingat bahwa orang hanya setinggi ambisi & keseriusannya dalam belajar.
    Jadi sekali lagi, Learning adalah pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Atau saya mengistilahkannya dengan perfect practice makes perfect. Masalahnya tidak ada orang di dunia ini yang punya long life career, jika dia menganut prinsip seperti katak dalam tempurung.
    Inget donk…bukankah jumlah pelaku untuk setiap profesi akan terus bertambah?. Berarti persaingan dengan sendirinya juga akan menjadi semakin ketat. Inilah yang saya sebut dengan istilah tantangan abadi bagi setiap profesional.
    Percaya deh…diantara orang-orang hebat, ada kok orang yang lebih hebat lagi. Begitu juga dengan teknologi, mereka akan terus berevolusi dan berkembang?! Contohnya sebuah handphone yang tahun lalu katanya paling canggih. Bukankah kenyataannya handphone itu hari ini sudah dianggap biasa saja, atau bahkan sudah ketinggalan??
    Kalau sudah begini, apa yang ada didalam benak kita masing-masing. Apakah ingin terus berjodoh dengan profesi itu, atau rela menjadi pecundang?? Atau harus kalah sebelum berperang! It’s only a choice! But if you choose a wrong choice, believe me that you cannot turn back the time…
    Apabila Anda sudah mengerti dan memahami opini serta philosophy yang saya sampaikan tersebut diatas, berikut saya ajak Anda untuk menguasai basic dari seorang Radio Broadcaster. First, you have to be a real Radio DJ.
    Kembali lagi kepada seluruh tulisan saya dari atas, maka seorang Program Director adalah PALSU jika dia tidak menguasai basic, dan tidak dapat menyatakan dirinya sebagai Radio DJ yang handal. Begitu juga kemampuan-kemampuan dari seluruh struktur organisasi program lainnya.
    Itu pula sebabnya mengapa saya membuat buku ini secara spesifik. Maksudnya adalah agar Anda benar-benar leluasa dapat menuju kearah spesialisasi, sebuah tujuan yang jelas dan tidak membingungkan Anda. Apabila Anda dapat memenuhi syarat-syarat PROFESSIONALISM yang tertulis diatas, saya jamin dalam 3 bulan insya Allah Anda sudah jadi pelaku dan menguasai semua isi buku ini.


    RADIO DISC JOCKEY
    XX. RADIO DISC JOCKEY ATAU ANNOUNCER
    Disc Jockey atau disingkat DJ biasanya selalu dikaitkan dengan ‘dance club’ (discotheque). Sebenarnya ini sudah ‘salah kaprah’ dan terus berlanjut hingga sampai dikalangan orang radio di Indonesia. Akibatnya banyak penyiar radio yang meniru gaya seorang DJ di discotheque, kemudian diaplikasikan kedalam siarannya. Apakah itu dalam cara menyambung/merangkai lagu, ataupun caranya berbicara.
    Sesungguhnya kalau kita mau melihat kembali sejarahnya, bukankah media radio sudah ada terlebih dahulu sebelum discotheque. Jadi jelas istilah DJ sebenarnya muncul dari kalangan orang radio sendiri. Tepatnya pada saat peralihan antara ‘era musik big band’ memasuki awal ‘era musik rock n roll’ (sekarang disebut “Rock A”), sekitar pertengahan tahun 50-an.
    Pada saat itu radio adalah media baru yang ampuh di Amerika, yang sangat berperan dalam membuat demam rock n roll dikalangan masyarakat ( bahkan istilah rock n roll sendiri diciptakan oleh seorang penyiar radio di Amerika Serikat ).
    Berarti bukan hanya bintang-bintang rock n roll saja yang menjadi pujaan, tetapi juga para penyiar radio yang memainkan musik R&R sambung menyambung tanpa terputus. Sebagaimana diketahui bahwa pada masa itu lagu-lagu direkam diatas piringan hitam (vinyl disc), bukan seperti sekarang kita memutar rekaman dari compact disc, bahkan computer.
    Itulah sebabnya mengapa timbul istilah ‘disc jockey’, lantaran kesamaannya dengan jockey penunggang kuda dalam suatu perlombaan balap kuda, yaitu :
    1. Penyiar/announcer yang dalam siarannya memasang lagu dengan rangkaian tanpa terputus, sambung menyambung dianalogkan dengan jockey yang terus berpacu dalam satu arena balap kuda.
    2. Penyiar/announcer yang dalam siarannya menyampaikan informasi secara ringkas dan biasanya
    disampaikan ‘diatas’ lagu pada bagian intro maupun outro. Hal ini dianalogkan kepada seorang
    jockey yang duduk diatas kudanya, yang berusaha dengan cepat mencapai garis finish.

    Jadi istilah Disc Jockey atau DJ sebenarnya julukan bagi seorang penyiar radio, yang sedang bertugas membawakan satu musical show (biasanya lagu yang sedang hits atau in) dengan cara penyampaian/membawakan seperti tersebut diatas.
    Maka dari pembahasan itu dapat disimpulkan bahwa: “Seorang penyiar/announcer, belum tentu mempunyai kemampuan announcing skill yang lengkap. Tetapi seorang Radio DJ jelas harus memiliki;

    1. Announcing skill (keterampilan ber-adlib atau menjadi pembicara yang hebat di depan microphone).
    2. Operating skill (keterampilan menggunakan peralatan).
    3. Musical Touch (feeling dalam memilih/merangkai lagu maupun dalam memasang sfx).


    ANNOUNCING SKILL.
    Kalau kita berbicara mengenai announcing sebenarnya kita berbicara mengenai ‘Suara’ (voice) bukan bunyi (sound). Suara seorang Radio DJ merupakan hal yang pokok, mengingat suara itulah yang akan didengar oleh audience (pendengar radio).
    Ada beberapa orang yang sudah terlahir dengan suara yang bagus, tetapi kenyataan membuktikan banyak Radio DJ terkenal yang suaranya biasa-biasa saja. Bahkan banyak pula Radio DJ yang memiliki suara prima tetapi tidak sesukses rekan lainnya yang bersuara kurang baik. Karena yang terpenting bagi seorang Radio DJ, dia harus memiliki ‘suara yang menyenangkan’.
    Artinya suara yang terkontrol dan terlatih dengan baik serta dikeluarkan dengan wajar. Dan wajar ini berkaitan dengan kepribadian si penyiar atau yang disebut Air Personality.
    Masalah penyiar dalam mengeluarkan suara yang menyenangkan, biasanya berpangkal tolak pada ‘kebiasaan buruk’ yang sudah terbentuk bertahun-tahun. Akibatnya kebiasaan buruk dalam mengeluarkan suara tadi, menjadi semakin lekat dengan pribadinya.
    Berikut ini daftar bad habit yang merupakan hal biasa dalam percakapan sehari-hari, tetapi merupakan masalah bagi seorang penyiar dalam mengeluarkan suara yang menyenangkan:
    1. Berbicara dalam nada yang monotone dan membosankan. Hal ini mengakibatkan kualitas suara Anda akan menurun bila harus berbicara lama.
    Latihan: coba membaca dengan memilih nada yang berlainan pada setiap kata dalam satu
    kalimat.
    2. Pemilihan nada dasar yang tidak tepat, terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga
    mengakibatkan Anda sulit untuk menaikan atau menurunkan nada.

    Latihan: Coba membaca, dimana kata awal dimulai dengan memilih nada tengah dari suara
    anda.
    3. Berbicara yang tidak teratur beat/ketukannya. Kadang-kadang cepat terkadang lambat.
    Latihan: Coba membaca dengan diiringi ‘metronome’ dengan kecepatan tetap standard 108
    BPM (Beat per minute).
    4. Nada pada akhir kalimat (mendekati titik), seringkali berakhir sama untuk beberapa kalimat yang
    berbeda dalam satu bacaan.

    Latihan: Coba membaca sambil mengingat-ingat nada terakhir pada kalimat sebelumnya,
    sehingga dapat dipilih nada yang berbeda pada akhir kalimat yang sedang dibaca.



    5. Mengeluarkan suara hidung (bindeng) pada huruf yang bukan huruf sengau.
    Latihan: Coba membaca sambil hidung ditutup dan usahakan napas seluruhnya keluar melalui
    mulut, sehingga walaupun hidung tertutup bila bukan huruf sengau, suara yang keluar
    tidak terdengar bindeng.
    6. Penekanan kata atau suku kata pada tempat yang salah, sehingga berakibat arti kalimat pun jadi
    berubah.

    Latihan: Coba mengerti dulu arti kalimat sebelum membacanya, dan beri tekanan pada kata yang
    anda pilih sehingga lebih menguatkan artinya.

    7.Berbicara dengan mengeluarkan sekaligus dua huruf atau lebih (contoh; delapan dibaca ‘lapan),
    sehingga satu atau dua huruf dalam satu kata ‘hilang’.

    8. Berbicara dengan mulut malas terbuka, sehingga suara terdengar menggumam (tidak jelas apa
    yang diucapkan).
    Point 7 & 8 latihannya sama, yaitu dengan membaca dalam kecepatan rendah dan mulut extra
    buka, usahakan setiap huruf terdengar jelas dan bersih (Artikulasi).

    9. Dialek kedaerahan pada waktu tertentu memang diperlukan bagi seorang penyiar. Tetapi sebaiknya
    anda melatih diri agar dapat mengontrol kapan anda ingin menggunakannya, dan kapan pula anda
    tidak boleh menggunakan dialek tersebut.

    10. Posisi badan saat duduk ataupun berdiri yang kurang baik, dapat menyebabkan stamina siaran
    cepat merosot. Selain itu gain/power suara juga sulit dikeluarkan dalam posisi badan yang salah.
    Latihan : Coba membaca dengan posisi duduk ataupun sambil berdiri, yang penting posisi dada
    harus agak dibusungkan dan posisi tulang belakang tegak.

    Apabila seorang Radio DJ dapat meng-eliminir bad habit tersebut, tentu dengan melatihnya secara terus menerus. Maka suara yang menyenangkan pun akan dapat terwujud ketika anda berbicara kepada audience.



    Tetapi sebelum melaksanakan latihan-latihan tadi, sebaiknya anda mengevaluasi kekurangan anda terlebih dahulu. Berikut ini cara termudah mengevaluasi kekurangan-kekurangan anda yang dapat dilakukan sendiri.
    1. Ambil 2-3 artikel disurat kabar atau majalah, kemudian baca dengan cara sebagaimana biasanya anda membaca.
    2. Rekam suara anda, kemudian dengarkan kembali.
    3. Perhatikan baik-baik dimana kekurangan-kekurangan anda dengan mengacu kepada daftar bad
    habit seperti tertera diatas.
    4. Perhatikan secara lebih seksama, point-point berikut ini ;
    a. Apakah setiap suku kata terdengar jelas?
    b. Apakah huruf mati/konsonan yang hampir sama bunyinya cukup jelas terdengar bedanya?
    (misal; malam dan malang).
    c. Apakah huruf ‘s’ tidak terdengar terlalu basah, atau terlalu kering/tajam?
    d. Apakah tidak ada popping pada huruf ‘p’ dan ‘b’?
    e. Apakah pengucapan huruf ‘f’ dan ‘p’ tidak tertukar tempat? (misal; professor menjadi
    fropesor).
    f. Apakah dalam satu kalimat yang panjang, satu kata pada akhir kalimat masih terdengar cukup jelas?
    g. Apakah anda berbicara terlalu cepat?
    h. Apakah anda berbicara terlalu datar?
    i. Apakah kecepatan membaca terasa/terdengar berubah-ubah?
    j. Apakah anda sudah berada pada nada dasar yang tepat?
    Apabila semua pertanyaan ini sudah selesai Anda jawab dan sadar dimana kekurangan anda, maka Anda akan dapat mengikuti latihan basic yang nanti saya berikan!

    OPERATING SKILL
    Untuk poin ini saya akan membahasnya secara terpisah, dan praktek sebenarnya dapat Anda pelajari melalui cd data yang tergabung dalam buku ini.


    MUSICAL TOUCH.
    Bagian ini yang paling tidak eksak karena menyangkut feeling dan bakat musik seseorang, sehingga sangat sulit untuk diberikan perumusannya.
    Namun mengingat pentingnya hal ini bagi seorang Radio DJ, maka beberapa patokan bisa dijadikan pegangan. Biasanya setiap pendengar radio adalah orang yang awam dalam dunia musik. Sebagai orang awam pendengar radio paling jauh hanya dapat memperhatikan 4 hal saja:


    1. Irama.
    Pendengar radio dengan cepat mengidentifikasi bahwa ini adalah lagu ‘hot’ (cepat) atau itu lagu
    ‘slow’ (beat lambat).
    2. Lead (penuntun melody).
    Pendengar dengan cepat sadar bahwa ini sebuah lagu instrumental piano, gitar dsb. Atau soloist
    wanita, pria, vocal grup dsb.
    3. Jenis.
    Pendengar akan segera tahu bahwa ini lagu rock, dangdut, pop, dsb.
    4. Warna (suasana).
    Paling tidak pendengar akan dapat merasakan lagu ini sendu, keras, nyaman, lembut, dsb.
    Seorang Radio DJ harus mahir mengkombinasikan unsur-unsur tersebut, sehingga shownya
    akan lebih hidup. Disinilah lebih faktor perasaan berperan dari setiap Radio DJ.

    Dalam membuat variasi unsur-unsur tersebut, terkadang dibutuhkan suatu jembatan (bridge) agar tidak terjadi perubahan yang mendadak (patah). Untuk itu diperlukan sound effect atau bridging. Tetapi sfx ini penggunaannya harus benar-benar tepat (lagi-lagi bicara tentang feeling seorang Radio DJ). Sebab jika tidak, menambahan sfx justru dapat merusak suasana show itu sendiri.

    SUARA
    Suara yang bagus, enak didengar, dan tidak cacat, adalah modal seorang Radio DJ untuk mengerjakan setiap tugasnya. Tetapi jika Anda beranggapan bahwa suara bagus itu adalah segala-galanya, atau yang harus dijadikan andalan bagi seorang Radio DJ. Maka anggapan seperti itu saya nyatakan keliru total! Ibarat perempuan yang fisiknya bagus, dan memiliki wajah sangat cantik.
    Tapi sayangnya perempuan ini (maaf), sangat gemar bergonta-ganti “teman bobo”. Seandainya bila ada pemuda yang sedang mencari pasangan untuk dijadikan istri, apakah perempuan seperti itu yang dipilihnya untuk menjadi ibu dari anak-anaknya? Saya rasa jawaban kita semua akan sama.


    Begitu juga dengan peranan suara. Dia juga harus ditunjang oleh banyak hal lainnya, sehingga suara itu ibarat benar-benar menjadi seorang istri atau suami yang ideal. Penunjang lainnya terdiri dari;
    1. Mentalitas diri yang teruji (B3ST). Artinya dia memiliki otak yang terasah dengan baik, serta hati yang terbina dengan bijaksana.
    2. Kemampuan untuk menampilkan suara yang jelas, tenang dan penuh daya tarik. Agar suara dapat terdengar jelas, bertenaga, serta resonansi yang bagus, maka Anda perlu melatih dengan pengolahan suara diafragma. Yaitu suara yang keluar dari rongga perut.
    Cara melatih suara diafragma, ucapkanlah rangkaian huruf dibawah ini dengan nada datar dan napas yang panjang. Tentukan bahwa suara yang dikeluarkan dapat terdengar dengan jelas dan bertenaga. Maka ucapkanlah dengan nafas yang panjang, penggabungan dari huruf-huruf itu satu persatu. Akibatnya suara yang terdengar pun akan seperti slow motion, tetapi tidak merubah lafalnya.
    1. M-A-I-N (MmmmmmmAaaaaaaIiiiiiNnnnnnn…).
    2. M-I-N (MmmmmmmIiiiiiiNnnnnnn…).
    3. M-U-N (MmmmmmmUuuuuuuNnnnnnn…).
    4. M-E-I-N (MmmmmmmEeeeeeeIiiiiiiNnnnnnn…).
    5. M-O-U-N (MmmmmmmOooooooUuuuuuuNnnnnnn…).
    Dengan menggunakan metode latihan suara diafragma seperti itu, Anda telah membentuk resonansi (getaran) suara yang baik. Apabila Anda melatihnya dengan tekun dan benar, maka suara yang dihasilkan memiliki tenaga 3 kali lebih besar dari suara biasa, serta mampu menggetarkan kaca jendela yang longgar.

    ADLIB
    (Menulis Untuk Telinga)
    Adlib berasal dari kata adlibbed, yang diartikan sebagai pidato atau berbicara tanpa persiapan. Keterampilan ini harus sangat dikuasai oleh seorang Radio DJ. Sebab bila penyiar tidak terlatih atau ‘miskin’ dalam adlib, saya yakin Anda juga tidak akan berminat untuk mendengarkan siarannya.
    Cara menandakan ciri-ciri penyiar ‘miskin’ seperti itu sangat mudah. Dia adalah penyiar yang hanya fasih dalam menyebutkan nama diri, stasiun radionya, waktu, nama penyanyi, judul lagu, atau mengomentari sesuatu yang basi seperti “macet bikin bt ya bo”, “ujan-ujan gini enaknya selimutan kali?” Atau dia cekikikan tidak jelas sewaktu siaran, yang ‘katanya’ talk show bersama teman penyiar lainnya.
    Keaslian penyiar ‘karbitan’ seperti ini, akan semakin nampak sewaktu dia menyampaikan materi siaran kata yang harus dibacanya. Atau ketika dia membicarakan sesuatu dalam siaran, biasanya dia membaca artikel seutuhnya dari koran, yang tentunya pendengar sudah membaca sebelumnya.


    Apabila Anda tidak ingin masuk dalam kelompok penyiar ‘miskin’ dan ‘karbitan’ seperti itu, kuasailah dengan tekun kemampuan ber-adlib atau menulis untuk telinga. Namun pengertian menulis disini, bukan berarti setiap adlib dalam siaran Anda harus ditulis. Melainkan penulisan itu dilakukan sewaktu awal Anda berlatih adlib. Semakin mahir Anda menuliskannya, tingkatkan lagi dengan hanya menuliskan poin-poinnya saja dari materi yang ingin disampaikan. Sehingga tujuan akhir dari seorang Radio DJ menguasai adlib adalah, kemampuan air personality untuk menuturkan siaran kata yang didapatnya dari;

    1. Apa saja yang dilihatnya.
    2. Apa saja yang dirasakannya.
    3. Apa saja yang dipikirkannya.
    4. Apa saja yang dialaminya.
    5. Apa saja yang dibacanya.
    6. Dan banyak apa saja-apa saja lainnya.
    Sebelum sampai pada tingkat kemahiran seperti itu, latihlah kemampuan tersebut dengan menuliskan sebanyak-banyaknya cerita singkat dari sesuatu yang Anda lihat. Jangan lupa untuk membaca setiap kata dengan intonasi yang komunikatif, sambil Anda menuliskannya.
    Rasakan dari kata-kata yang terucap tersebut, apakah sudah enak didengar, tidak bertele-tele, dan isinya pun menarik.
    Untuk itu perhatikan hal-hal berikut ini, yang dapat Anda jadikan panduan dalam melatih penulisan adlib;
    1. Untuk menyampaikan sesuatu yang formal ataupun non formal, just be your self dan bertuturlah (person to person). Jadi bukan menggunakan bahasa jurnal seperti penulisan di koran atau majalah.
    2. Buatlah kata-kata hingga kalimat itu dengan sederhana sesingkat mungkin, namun isinya jelas dan menarik.
    3. Jika diperlukan Anda dapat menggunakan cara penulisan dengan 5W + 1 H, What, Where, When, Why, Who, and How, atau hanya memakai beberapa diantaranya.
    4. Dalam membuat atau melakukan adlib, jangan pernah mengajukan pertanyaan dan Anda
    menjawabnya sendiri. Ingat pada saat Anda mengudara seorang diri, jawaban pendengar tidak dapat
    Anda dengarkan.

    Kesimpulannya, adlib dibuat serta disampaikan dengan cara yang bijaksana. Hal ini mengingat batasan waktu dan kebiasaan audience pada saat mendengarkan radio. Mereka biasanya sambil belajar, bekerja, mengemudi, atau disaat harus menunggu. Jadi lakukanlah dengan singkat, padat, dan menarik.

    Contoh adlib 1
    ……………………………..,
    “Gue bingung deh sama LSM perempuan. Kenapa ya mereka teriak-teriak minta haknya disejajarkan dengan lelaki. Padahal nggak usah diminta juga hak itu udah jadi miliknya. Lihat Negara kita, Amerika aja kalah. Mana pernah disana punya Presiden perempuan. Gue jadi curiga nih, jangan-jangan mereka yang di LSM itu sedemikian tertindasnya oleh pasangan masing-masing. Tragis juga sih, tapi ntar dulu! Kita boleh-boleh aja berang sama kelakuan seperti itu. Tapi tolong juga, masalahnya jangan meng-descredit-kan genre… Mam, gue juga laki-laki, tapi gue nggak pernah kayak begitu. Jadi ini khan bukan masalah genre, melainkan manusianya itu sendiri. Toh Lelaki Perempuan, tetap aja punya kelebihan ataupun kekurangan. Jadi sebaiknya nggak usah-lah membanding-bandingkan sesuatu lewat kelebihan ataupun keunggulan. Pasti ada kekurangannya! Contohnya seperti yang pernah gue dengar. Ada tuh perempuan yang kedengerannya sombong dan mengatakan; “Siapa yang punya rahim? Siapa yang melahirkan?” Nah lho, berarti khan gue juga bisa bilang; Apa yang dilahirkan, dan apa juga gunanya rahim, lha SPERMA-nya punya siapa?!
    Udah deh, lelaki ataupun perempuan, sama-sama punya manfaat dalam hidupnya. Syaratnya mereka harus sanggup mengelola diri dan hidupnya dengan baik. Nanti begitu udah pada mati, baru deh mereka punya kewajiban mempertanggungjawabkan perbuatan baik, ataupun buruk dihadapan Tuhannya! Oke cantik, nggak usah bersatu-satuan segala yah. Di dunia ini khan cuma ada laki sama perempuan. Jadi, jangan dipisahin kale…”
    *CJdIVe*
    Contoh adlib 2
    Sebenernya gue udah nggak terlalu menikmati lagi yang namanya nightlife. Tapi kadang-kadang gue mampir juga buat ketawa- ketiwi sendiri, sambil ngelihat tingkah laku orang-orang yang ada disana. Begitu gue masuk kedalam ruangan café yang ada di Kemang itu, gue seperti ngelihat Angelina Jolie lagi sun-sunan begitu ketemu Brad Pitt sama Leonardo De Caprio. Belum lagi dipojokan kiri gue juga ngeliat Adam Sandler ketawa ngakak barengan sama Nicole Kidman, Shah Rukh Khan, Preity Zinta, dan Renee Zellweger. Begitu juga dipojokan kanan, disitu ada Keanu Reeves, Eddy Murphy, sama Sandra Bullock, yang nunjuk-nunjuk kearah Michael Jackson yang lagi joget di dance floor. Jangan-jangan mereka ngerumpiin operasiannya MJ yang gagal. Pokoknya dengan berada diruangan itu gue ngerasa geli sendiri, terutama ngelihat gayanya seleb-seleb yang duitnya seperti nggak ada seri-nya itu.

    Tapi sayangnya gue nggak bisa lama disitu, karena mendadak malam itu gue harus rekaman iklan yang studionya di daerah Tebet. Hampir 3 jam gue rekaman, dan arloji gue udah nunjukin jam 2 lewat. Gue kelaperan dan kayaknya sebelum pulang enak juga kalo mampir dulu di Warmo. Tapi begitu gue sampe di warung Tegal 24 jam itu, busyet! Ternyata Adam Sandler lagi ngeletus cabe rawit, Shah Rukh Khan minta tambah nasi, Nicole Kidman kakinya naik sebelah keatas bangku, Preity Zinta lagi nyeruput kopi, dan Renee Zellweger lahap banget makannya sambil masukin sayur jengkol kedalam mulutnya. Walah! Seleb-seleb doyan juga yah makan di Warmo…ha..ha..ha..
    *CJdIVe*
    Kemudian, sambil Anda terus melatih SUARA dan ADLIB (basic utama seorang Radio DJ), pahami juga beberapa tambahan berikut ini;

    Pengucapan
    Pengucapan yang jelas dan benar adalah hal penting bagi seorang Radio DJ, agar dapat dipahami oleh pendengarnya. Agar Anda tidak keliru mengucapkan bahasa asing, jangan malas untuk mencari ataupun membuka kamus yang paling mutakhir. Karena bahasa kamus itu akan memberikan catatan penggunaan dan pengucapan yang dianggap terbaik oleh standar sosial.

    Artikulasi
    Artikulasi dibutuhkan karena media radio mempunyai beberapa kelemahan yang harus diwaspadai oleh seorang Radio DJ. Ada 2 kelemahan besar yang terdapat dari stasiun radio;
    1. Penyampaian pesan yang hanya satu kali, dan tidak dapat ditanyakan langsung oleh pendengar
    seperti layaknya orang-orang yang sedang ngobrol.
    2. Tangkapan microphone akan “mengurangi” kualitas sebanyak 30% dari suara yang
    ditampungnya.

    Untuk itu seorang Radio DJ harus mampu menyuarakan vokalnya, konsonan, serta diftong, dengan artikulasi yang jelas dan menyenangkan. Salah satu caranya adalah kuasai suara diafragma, dan tambahkan dengan mulut yang “dibuka ekstra” pada saat menyampaikan kata-kata.

    Penekanan
    Penekanan atau stressing digunakan untuk menunjukkan kepada pendengar, bahwa kata-kata yang ingin Anda sampaikan adalah penting atau tidak penting dalam suatu materi bacaan.


    Misalnya;
    “Novel Sang Penyiar” atau mereka sebut dengan karya tulis yang dikemas dalam bentuk lain, dimaksudkan untuk berbagi wawasan kepada masyarakat luas, serta pelaku bisnis radio di Indonesia.√
    Namun sayangnya saya masih sering menemukan kekeliruan dari banyak penyiar yang keliru memberikan penekanan, sehingga mereka membacanya dengan;
    “Novel Sang Penyiar” atau mereka sebut dengan karya tulis yang dikemas dalam bentuk lain, dimaksudkan untuk berbagi wawasan kepada masyarakat luas, serta pelaku bisnis radio di Indonesia. X

    PERIKLANAN ATAU PUBLISITAS???
    Berikut ini adalah sebuah fenomena yang membahagiakan, terutama bagi Anda yang serius memilih profesi Radio DJ sebagai pilihan profesinya. Simaklah tulisan singkat berikut ini…
    Adakah orang yang bersedia memperhatikan pesan sebuah merek, sementara merek tersebut belum pernah mereka dengar? Jika ada, kredibilitas apa yang diambil dari pesan itu?
    Jika ada orang yang menelpon dan mengatakan, “Anda tidak mengenal saya, Anda tidak mengenal produk-produk saya, Anda tidak mengenal perusahaan saya, tetapi saya ingin bertemu untuk menjual sesuatu pada Anda.” Saya rasa Anda akan langsung menutup telpon.
    Di pihak lain, jika ada orang yang menelpon Anda dan mengatakan, “Anda adalah pelanggan Nokia dan kami akan menyelenggarakan pameran untuk memperkenalkan beberapa produk Nokia terbaru.” Jika seperti ini kasusnya, mungkin Anda akan tergoda untuk datang.
    Sebab Nokia memiliki kredibilitas dalam benak Anda. Nokia adalah nama yang Anda kenal dengan baik.
    Publisitas memberikan tanda pengenal yang menciptakan kredibilitas dalam periklanan. Sebelum sebuah merek baru mempunyai tanda pengenal dalam benak Anda, biasanya Anda akan mengabaikan periklanannya.
    Jika Anda ingin sukses dalam membangun sebuah merek, Anda perlu mengelola baik PR maupun periklanan dengan benar. Aturan umumnya adalah: Jangan sekali-kali meluncurkan periklanan sebelum kemungkinan-kemungkinan publisitas utama dieksploitasi.
    Jadi fenomena yang terjadi saat ini adalah;



    PUBLISITAS NOMER 1, PERIKLANAN NOMER 2.
    Periklanan tidak membangun merek; publisitas-lah yang membangun merek. Periklanan hanya bisa memelihara merek yang telah diciptakan oleh publisitas.
    Sungguh, periklanan tidak dapat mengobarkan api. Periklanan hanya bisa mengipasi api yang sudah disulut. Untuk mendapatkan sesuatu dari nol, Anda membutuhkan validitas yang hanya bisa dibawakan oleh restu pihak-pihak ketiga. Tahap pertama dari setiap kampanye baru, harusnya adalah public relations.
    Perang dan pemasaran mempunyai banyak kesamaan. Jendral-jendral militer yang bertempur dalam peperangan masa kini dengan senjata peperangan masa kini, tidak berbeda dari jendral-jendral pemasaran yang bertempur dalam peperangan pemasaran masa kini dengan periklanan, ketika seharusnya mereka menggunakan PR.
    Dulu yang penting lapisan baja. Sekarang serangan udara. Dulu periklanan, sekarang PR.
    Dengan publisitas mengambil peran utama dalam sebagian besar peluncuran produk baru, siapa yang dimintai pendapat oleh Klien mengenai masalah-masalah strategis? Besar kemungkinan mereka semakin ragu untuk bertanya atau meminta nasihat kepada biro-biro periklanan.
    Di masa mendatang, user/produk akan menoleh langsung kepada kita orang radio, atau kepada firma-firma PR untuk membantu mereka menetapkan arah strategis bagi merek mereka. Akibatnya periklanan akan dipaksa mengekor di belakang PR.
    Di masa mendatang, Anda bisa mengharapkan pertumbuhan luar biasa dalam industri PR. Anda juga bisa berharap menemukan respek baru bagi PR, baik dalam maupun di luar perusahaan.
    Di masa mendatang, Anda bisa berharap mendengar lengkingan memilukan dari industri periklanan. Dan ini bukan hanya soal uang. Yang jauh lebih penting lagi bagi para eksekutif biro periklanan adalah kemungkinan hilangnya peran tradisional mereka sebagai mitra pemasaran.
    Komunikasi pemasaran telah memasuki era public relations…

    PENUTUP
    Sahabat,
    Mohon dipahami sekali lagi, sebuah kenyataan dilapangan yang akhirnya mengharuskan Anda, untuk:
    1. Belajar lagi dari nol, jika beruntung dan berkesempatan…
    2. Memberi kesempatan “dari pada tidak”, hanyalah kepada orang-orang yang “mempunyai nilai
    tambah”…

    3. Terpaksa mencari pekerjaan lain, karena disiplin ilmu tidak bermanfaat…
    4. Menyesali diri setelah melalui proses terlanjur, atau…
    5. Mencari kambing hitam untuk dapat dijadikan tameng.
    Padahal apapun bentuk pekerjaan, mereka selalu membutuhkan “Specialist?!”

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites